Saturday, November 19, 2005

Selagi naek bis tadi, gue menciptakan lagu baru, plesetan dari lagu naek-naek ke puncak gunung. Begini bunyinya:

pergi pergi ke kantor saya jauh jauh sekali
pergi pergi ke kantor saya jauh jauh sekali

kiri kanan kulihat saja banyak gedung tinggi-i-i
kiri kanan kulihat saja banyak gedung gedung tinggi

Tuesday, November 08, 2005

Abadi Selalu

Usia kini, 26 menuju 27. Apa... Dua Puluh Tujuh?!!! Makin banyak aja tuh angka nambahnya. Dulu, duluuu sekali, ketika umur masih belasan tahun, ingin sekali angka itu cepat berputar. Kini keinginan itu berbalik 180 derajat.
Ketika perempuan berada di usia kepala dua, sejatinya itulah jaman keemasannya. Artinya?? ya pada saat itulah si wanita or pere lagi berkembang kayak bunga. Ato disaat itulah kecantikannya akan terpancar secara maksimal. KATANYA..

Lalu, lalu, hari minggu kemarin, gue sempet ngobrol-ngobrol sama bang rizal, temen bang rizal dan dani di Blok M Plaza. Seputar keinginan pere diabadikan bentuk tubuh dan wajah dalam sebuah foto. Dan itu memang banyak terjadi. Gue sempat nonton acara tivi tentang seorang wanita yang ingin mengabadikan lekuk tubuh indahnya dengan cara mencetaknya. Jadilah sebuah patung duplikat si tubuh pere. Lha iya kalo si tubuh emang seksi dan langsing. kalo kagak? gimana majangnya dongh. hehehe gak kebayang jadinya.

Gue juga menerapkan prinsip itu dengan memaksa dua orang fotografer handal kenamaan: Andri dan Bang Rizal. Andri dan asistennya Boar, gue paksa memotret tubuh dan wajah gue dan Diah. Di TMII, kita menumpahkan kenarsisan yang amat mendesak untuk dikeluarkan. Jadilah foto-foto narsis itu dengan backround taman burung dan taman bunga. Itu gue lakukan kira-kira satu tahun yang lalu, saat usia masih 25 tahun.

Orang lain yang terpaksa mengabadikan lekuk tubuh indah dan wajah eksotis gue adalah bang rizal. Di sebuah hotel ternama berbintang tiga di jakarta barat (hei bilang aja di hotel ibis, susah amat sih!!!), bang rizal yang terbiasa memotret model-model cantik ini, memaksakan diri memicingkan matanya dan memencet shutter kamera. Yaaa 1...2...3... tahan dikit, jangan ngedip. Begitu si fotografer memberi instruksi.

Berganti-ganti gaya dan kostum, gue dan ririn mencoba untuk bergaya seanggun dan sebaik mungkin. Pakaian bulu-bulu adalah andalan gue. Poncol. itulah tempat jaket bulu-bulu ini ditemukan. Harganya, cukup 10 rebu ajah. Jaket kulit lengkap bulu di tepi jaket. looks so sexy and glamour. Sayangnya, koleksi baju bukan kegemaran gue sejak dulu. Ya jadi mentok deh. Baju lain yang gue bawa, gak ada yang sreg. Hasilnya, wah gue gak ngebayangin bakalan sebagus itu. Foto itu gue gedeein seukuran 10 R dan gue pajang dengan bangganya di kamar. Kalo pengen punya kenangan di saat-saat keemasan, jangan ragu-ragu. Lo bisa minta tolong sama bang Rizal untuk mengabadikannya. Harga? ukuran fotografer sekaliber dia, lo perlu mengeluarkan uang 2,5 juta rupiah untuk 3 orang difoto berbagai gaya. Meski agak mahal hasilnya bok, KERen.... (hehehe kalo gue sih gratis, maklum temen)...