Sunday, March 11, 2007


Gila? atau sedeng? yah itu memang bukan kata-kata yang cukup tepat. Tapi setidaknya cukup mewakili, apa yang gue lakukan akhir bulan februari kemarin. Rencana cuti sudah disiapkan sekitar 1 bulan sebelumnya. Tujuan pun telah ditetapkan. Kekhawatiran akan banyaknya bencana kecelakaan transportasi udara, sedikit menyurutkan kepergian kami. Tapi, karena hasrat dan dorongan untuk berlibur sangat kuat, semua itu seperti tersingkirkan begitu saja. Tepat tanggal 27 Februari, gue bersama salah seorang teman, bertolak ke bandara sultan iskandar muda di Banda Aceh. Ingatan akan setahun lalu, kembali terlintas di kepala, ketika desember 2005 lalu gue ditugaskan ke tempat yang sama, untuk meliput kondisi aceh setahun setelah tsunami. Badan Garuda 737-400 dengan nomor penerbangan GA 184 telah dipenuhi penumpang yang tampaknya didominasi para anggota NGO. Jelas, alasan sebagian besar dari mereka bukanlah berlibur, seperti yang gue lakukan sekarang.

Pesawat mendarat sekitar pukul setengah 12 siang. Huh. Panasnya Banda sudah mulai terasa. Apalagi harus menggunakan kerudung, suatu kewajiban berpakaian di tanah rencong ini, bagi seorang wanita. Tak perlu menunggu lama, driver dari mobil yang kami sewa ternyata telah menunggu sedari tadi. Ya sud, kami segera menancapkan keinginan untuk menguasai Banda saat itu juga. hehehe.

Istirahat setelah perjalanan jauh? gak ada tuh di kamus kami. Mobil kijang pun sesegera mungkin bertolak ke salah satu pantai terindah, Pantai Lhok Nga. Meski panas, tetap dong, foto-foto dan main air. Jam telah menunjukkan pukul 3. Tapi perut belum di isi, sejak terakhir menyantap makanan yang disediakan di garuda (hidup garuda!! fuck off lion!!). Nah, di Lhok Nga, ada satu warung makan yang cukup terkenal. Namanya lupa. tapi yang pasti mie aceh dengan kepitingnya itu enak banget...

Kunjungan terakhir, ke Pantai lagi... eh belum deng.. kunjungan terakhir ke kedai kopi Jasa Ayah di Ulee Kareng. Kopinya? wah.. kalah deh nescafe. Kalo Sturbuck? ya gak bisa dibandingin kalee...
Hua item.. capek.. solusinya? Krimbat enak juga... hehehe untung masih ada salon buka, walau waktu udah menunjukkan pukul 6 sore. Masalahnya, Jam 6 sore di sini masih seperti jam 4 di jakarta, masih terang benderang.

Abis itu, bobok di hotel-hotelan, alias wisma yang semalemnya cuman 70 rebu. ngantuk!!! Nah, kita juga harus simpen tenaga, soalnya besok mesti bangun pagi-pagi untuk ngantri kapal pergi ke Pulau Weh alias Sabang.

Wah.. Besok itu memang benar-benar hari berat. Harus antri dari jam 6 pagi ampe jam 2 siang hanya untuk menyebrang ke Sabang. Wah... perjuangan banget deh. Tapi perjuangan itu terbayarkan demi melihat indahnya si pulau paling ujung indonesia ini.

Ada kilometer 0. Ada Pantai Iboih. Ada Pulau Rubiah. Ada Pantai Gapang. weleh weleh...
Segitu aje ye pemirse.. Cuti melancong gue kali ini berakhir dengan sukses, tanpa ada gangguan si penyakit tipus seperti ke jogja waktu itu. hehehehehe