Monday, August 23, 2004

"Makasih ya Mbak"
Kata itu yang terus diucap ke empat orang setengah baya yang kutemui sore itu.
Tiga laki-laki, satu wanita. Pakaian mereka rapi, layaknya sehabis menghadiri acara resmi. Keempatnya berpegangan erat seakan tak mau lepas. Jalan raya yang ramai dengan kendaraan lalu lalang seakan tak mereka indahkan. Gak takut ketabrak tuh orang, pikirku dalam hati. Gerak-geriknya kebingungan, tak tahu hendak kemana. Kemudian baru kuketahui, ternyata empat orang itu buta, setelah melihat atribut kacamata hitam dan tongkat alumunium yang dapat dilipat menjadi 4 sehingga ukurannya jadi lebih pendek.
"Kemana pak?" tanyaku
"Saya mau ke kebonjeruk, naik M 11," kata salah seorang yang berdiri dikananku, penuh semangat.
"Kalau saya ke tanah abang mbak, naik M 09," seru si bapak berkemeja cokelat.
"oke, aku antar yang ke kebon jeruk dulu ya" kebetulan, mikrolet jurusan kebonjeruk baru saja melintas.
Fiuh...lega.. setelah tiga orang yang menurutku sudah nenek dan kakek itu menghempaskan pantatnya ke dudukan mikrolet.
"Makasih ya mbak", mereka berteriak....
O iya satu orang lagi. Kusebrangi perempatan slipi yang macet, berjibun mikrolet mangkal. Kulihat seorang pria berkacamata hitam berdiri dipinggir trotoar.
"Kalau bapak, mau ke tanah abang kan"
"oh.. iya mbak.. iya..," katanya sambil tersenyum. Senyum indah, yang mungkin tak pernah dilihatnya seumur hidup.
Kusebrangi zebra cross perempatan slipi. Sebuah angkot M09 berhenti tepat didepan kami.
"Pak, ayo naik, ini mikroletnya"
"oh.. makasih mbak.. makasih," sekali lagi dia tersenyum..
Sore itu mendadak begitu indah. Sudah lama aku tidak merasa sebahagia ini. Seharusnya aku yang berterima kasih, bukan mereka...

No comments: